Kelapa sawit dapat terserang oleh berbagai hama dan penyakit, baik yang menimbulkan kerugian besar maupun kerugian kecil. Sebagian besar hama yang menyerang kelapa sawit adalah golongan insekta atau serangga dan beberapa mamalia sehingga dapat menurunkan produksi kelapa sawit. Kumbang merupakan salah satu serangga yang dapat merugikan bagi tanaman palem-paleman seperti, Oryctes rhinoceros, Rhynchophorus spp., dan Rhabdoscelus spp. yang merupakan serangga hama pada perkebunan kelapa sawit muda, terutama pada areal replanting. Permasalahan hama ini semakin penting karena pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit pada areal tanaman sawit sebagai mulsa dan pengganti pupuk non organik. Pemberian tandan kosong ini memberikan dampak negatif, yaitu sebagai tempat berkembang biaknya kumbang, sehingga populasi hama ini meningkat dan menimbulkan kerusakan yang lebih serius.
Rhynchophorus spp. memiliki saudara kembar yang berbeda peran di lingkungan perkebunan yaitu, Elaeidobius kamerunicus. Meskipun seperti saudara kembar namun peran dari Rhynchophorus spp. adalah sebagai serangga hama yang merugikan, sedangkan E. kamerunicus merupakan serangga polinator yang bermanfaat untuk membantu persilangan bunga kelapa sawit. Rhynchophorus spp. disebut sebagai red palm weevil atau kumbang moncong merah memiliki ukuran 10x lebih besar dibandingkan E. kamerunicus.
Kemampuan bertelur Rhynchophorus spp. bisa mencapai 500 butir telur dalam satu siklus hidupnya. Kemampuan bertelurnya lebih banyak dibandingkan dengan kemampuan bertelur dari E. kamerunicus yang hanya mampur memproduksi telur sebanyak rata-rata 60 butir saja. Rhynchophorus spp. merupakan serangga yang memiliki masa hidup yang lebih lama dibandingkan E. kamerunicus. Rhynchophorus spp. dapat dijumpai pada sekitar pelepah sawit sedangkan E. kamerunicus ditemukan pada bunga tandan sawit.
Merupakan salah satu OPT utama pada komoditas kelapa dan palem-paleman, Rhynchophorus spp. menjadi momok yang telah banyak menimbulkan kerusakan bahkan kematian pada tanaman budidaya. Rhynchophorus spp. menyerang tanaman budidaya setelah ada serangan dari kumbang badak Oryctes rhinoceros. Serangan Rhynchophorus spp. banyak ditemukan menyerang kelapa sawit & kelapa akibat dari gigitannya pada bagian titik tumbuh (pangkal pucuk) pada berbagai umur dari tanaman kelapa sawit yang dapat menyebabkan tajuk patah dan terkulai. Gejala serangan dari serangga hama ini adalah terdapat lendir berwarna merah kecoklatan pada lubang bekas gigitannya.
Beberapa spesies dari Rhynchophorus spp. memiliki tanda dan inang yang mirip dengan Rhabdoscelus spp.. Berdasarkan dari ukurannya Rhynchophorus spp. memiliki ukuran 2 hingga 2.5 kali lebih panjang dan 3 kali lebih lebar dibandingkan dengan Rhabdoscelus spp.. Imago dari Rhabdoscelus spp. berkisar antara 12-14 mm dengan eksoskeleton yang berwarna kemerahan sampai coklat kemerahan. Rhabdoscelus spp. memiliki mimbar memanjang yang seperti belalai. Tanaman inang dari Rhabdoscelus spp. ini meliputi tebu, palem, dan jagung.
by Praditya Rizqi