Saat ini, momentum ekspor kakao Indonesia sedang berada di puncaknya. Namun, di balik peluang emas ini, banyak petani kakao yang masih dihadapkan dengan tantangan dalam menghasilkan kakao berkualitas tinggi. Padahal, kakao berkualitas adalah kunci untuk meningkatkan nilai jual dan bersaing di pasar global.

Sebagai tanaman yang memerlukan perhatian khusus, Pupuk Saraswanti merekomendasikan Sobat Tani untuk menerapkan prinsip pemupukan 7T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, tepat penempatan, tepat bentuk formulasi, dan tepat rotasi untuk menghasilkan tanaman kakao yang berkualitas tinggi. Hal ini sangat penting bagi petani kakao untuk memahami dan menerapkan metode terbaik dalam budidaya kakao agar dapat bersaing di tingkat global.

Peran Pemupukan Pada Tanaman Kakao

Kakao adalah tanaman yang sensitif dan membutuhkan perawatan khusus, terutama dalam hal pemupukan. Kondisi iklim dan tanah yang beragam di Indonesia seringkali membuat petani kebingungan dalam memilih pupuk yang tepat.

Pupuk merupakan salah satu variabel dalam peningkatan produktivitas tanaman. Kemampuan pupuk dalam meningkatkan produktivitas tanaman sangat signifikan. Pakar agronomis telah banyak melaporkan bahwa penggunaan pupuk pada tanah yang miskin hara telah memacu peningkatan produktivitas biomassa tanaman hingga mencapai lebih dari 100% dibanding tanpa dipupuk. Oleh karena itu, pada setiap budidaya pertanian, tindakan pemupukan menjadi suatu kewajiban yang perlu dilakukan.

Formulasi Khusus Sesuai Kebutuhan 

Dalam upaya menghadapi kebutuhan dan  tantangan pertanian modern yang semakin efisien dan efektif, maka PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk telah mengembangkan pupuk NPK yang diformulasi khusus untuk tanaman kopi dan kakao, melalui sintesis hasil-hasil penelitian dan uji lapangan, yang dikomersilkan dengan nama KOKA. Pupuk ini sudah lama digunakan pada tanaman kopi dan kakao baik di perkebunan besar milik pemeritah maupun swasta. 

KOKA merupakan hasil kolaborasi antara Pupuk Saraswanti dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia hadir sebagai inovasi terbaru dalam dunia pupuk yang dibuat khusus untuk kopi dan kakao melalui riset dan uji coba ekstensif yang siap memberikan nutrisi lengkap dan berkelanjutan bagi tanaman. KOKA hadir dalam bentuk butiran padat briket, dengan berat ± 1,2 gram/cm³ yang dirancang untuk melepaskan nutrisi secara perlahan dan stabil. 

Bagaimana Pupuk KOKA Bekerja?

Pupuk KOKA merupakan jenis pupuk NPK briket yang memiliki kontrol pelepasan nutrisi dengan ukuran butir yang relatif lebih besar dengan kandungan bahan slow release agent (SRA) bermuatan koloidal yang mampu mengikat nutrisi secara elektrostatik. Dengan teknologi slow release, KOKA memastikan tanaman mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dalam jangka waktu yang lebih panjang, hingga 4-6 bulan. Hal ini berbeda dengan pemupukan menggunakan pupuk tunggal (urea, TSP, dan MoP) secara umum menghasilkan jumlah hara N, P, dan K terlindi dari sampel tanah dalam pipa perkolator lebih banyak dibanding pupuk majemuk granuler atau briket yang memiliki karakter slow release. 

KOKA bekerja dengan cara melepaskan nutrisi secara perlahan dan terus-menerus, sehingga akar tanaman dapat menyerap nutrisi sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, KOKA juga diperkaya Asam Humat dan Fulvat (AH & AF) yang mampu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kapasitas tukar kation. Dengan demikian, KOKA secara teknis lebih efektif dalam suplai hara (sesuai kebutuhan tanaman), dan sangat efisien karena mencegah kehilangan hara karena pelindian (leaching), penguapan (volatilitas), run off, dan terfiksasi/terikat tanah. Senyawa humik dalam KOKA berperan dalam perbaikan struktur tanah dan aktivitas mikroflora perakaran, sehingga rizosfer menjadi sehat dan memperbesar kapasitas akar menyerap hara.

Pupuk KOKA merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman kopi dan kakao. Dengan kandungan nutrisi yang lengkap dan adanya asam humat serta fulvat, pupuk NPK ini mampu memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman kopi dan kakao secara optimal.